Kembara (Kuala Lumpur- Kelantan)
Seorang gadis sunti
mengintai derap langkahku
dari balik jendela fajar dan aku tahu itu
lalu aku sepintas pun menoleh
padanya kulihat;
wajah polos tak berbedak
namun nampak rupawan binar mata sebening embun
indah bertatahkan bulu lentik
di bawah lebat sederet alis hitam
hidung bangir rada mancung
dengan tahi lalat coklat pekat
di belahan kanan dagu melekat
bibir merah merekah
tereka anggun di antara lesung pipi
walau tak terpoles gincu
kulit putih bersih berseri
agak kemerah-merahan
rambut tiada tampak terurai
terbungkus jilbab berwarna hijau
tapi aku yakin meneka
ia panjang dan ikal mayang
Bagiku: Parasnya teramat menawan
Sejenak aku terpaku
lidahku kelu
berdiri tegak kaku
tak bisa berbuat sesuatu
kuurungkan niat 'tuk menghampiri
menyapa dan berkenalan dengannya
namun naluriku tiada tertahan
ingin mengetahui namanya
kufikir buatku itu lebih dari cukup
untuk mengenangnya selama hidup;
"Siapa nama gadis itu?"
tanyaku penuh debar
kepada kawan karib seperjalananku 1
dengan suara datar tapi jelas
dalam bisik ia seraya menjawab:
"Cik Siti Wan Kembang"2
Tiba-tiba darahku bergelora
jantungku kencang berdenyut
dadaku panas berkecamuk
nyawaku seketika tak bernafas
menahan rasa takjub dan kagum
yang selama ini tiada pernah kurasakan
hanya karena seraut rupa
hanya karena sebuah nama:
"Ah cantik nian gadis rupawan,
Maha Suci Tuhan,
tiada sia-sia ia Engkau ciptakan"
ukir bibirku
sepanjang kembara
di utara Semenanjung 3
1-Abdullah Abdul Kadir
2-Nama lain untuk Negeri Kelantan Darul Naim
3-Semenanjung Malaysia.
Kota Bharu- Kelantan 27/4-96
Dari mata hati dan perasaan - lahirlah tafsiran dan pernyataan. Jadilah cerita untuk pengisian masa dan jiwa yang dahaga.
15 November, 2008
Puisi - Kembara (Kuala Lumpur- Kelantan)
Hari ini saya ingin tampilkan keinginan yang telah lama terpendam dalam hati iaitu menyiarkan sebuah Puisi dari teman lama dari Indonesia yang pernah berkhidmat dengan ITNM sebagai Penterjemah Bahasa Arab selama 2 tahun dan sekarang telah kembali ke negara asalnya. Pak Chiar Hijazi jikalau membaca puisi ini jangan lupa kami ya. Saya mendapat koleksi puisi ini dari Puan Jurina dan saya kira semuanya teramat indah sebagaimana indahnya persahabatan yang terjalin di antara kita. Saya tidak bisa melupakan kenakalan kamu lantaran sifat kamu yang lurus. Saya orangnya yang cukup suka bergurau dengan kamu sehingga kamu kadang-kadang terpedaya dengan gurauan saya. Mohon maaf semuanya yang berlalu. Jika ketemu carian ini di internet dan membaca coretan ini jangan lupa hubungi saya dan teman-teman yang masih merindui kamu. Assalamuaaikum.
Pak Chiar menghasilkan puisi ini ketika mengikut saya pulang ke Kelantan berhari raya. Teringin sangat dia berjumpa dengan Tuan Guru Nik Aziz. Akhirnya hasratnya kesampaian apabila saya membawanya ke rumah Tuan Guru yang ketika itu sibuk melapah daging korban di rumahnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment